Jepang telah lama memimpikan dapat memanfaatkan satelit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ruang angkasa untuk melistriki Negeri Sakura. Jepang telah menugasi badan antariksanya (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA) untuk melakukan riset dan mewujudkan impian itu. Berbagai upaya telah dilancarkan oleh JAXA, termasuk riset-riset yang mendalam dan serius.
Keseriusan Jepang untuk memanen energi surya di ruang angkasa karena keterbatasan SDA untuk memberikan energi kepada pendududuk Negeri Matahari Terbit. Selama ini, Jepang mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai pembangkit listrik. Namun, setelah tragedi kecelakaan PLTN Fukushima, masyarakat dan Pemerintah Jepang mulai melirik berbagai alternatif pemenuhan energi. Kecelakaan Fukushima membuat Jepang sadar akan bahaya Nuklir (fisi) bagi manusia. Secanggih apapun teknologinya, dan sedisiplin apapun orangnya, tidak bisa membuat PLTN 100 persen aman. Mengutip prinsip safety di dunia penerbangan, "Tidak ada yang namanya Zero Accident".
PLTS ruang angkasa (Space-base solar power/SBSP) adalah sebuah konsep PLTS berbentuk satelit yang ditempatkan di 36.000 dari permukaan bumi. SBSP berawal dari konsep sistem satelit PLTS (Satellite Solar-Power System/SPSS). PLTS di ruang angkasa dapat menerima sinar matahari 24 jam selama setahun penuh, tidak seperti di bumi yang ada siang-malam dan hambatan cuaca lainnnya. Kelebihan lainnya, intensitas energi matahari bisa diterima lebih besar dibandingkan di bumi yang memiliki hambatan atmosfir, debu, dan lain-lain. Listrik hasil PLTS ruang angkasa ini ditransfer ke bumi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat di bumi. Transfer listrik menggunakan gelombang mikro, dimana listrik diubah menjadi gelombang mikro lalu dipancarkan di bumi. Gelombang ini diterima di stasiun penerima dan diubah lagi menjadi listrik. Metode lain adalah transfer melalui laser.
Ide utama dari PLTS ruang angkasa ini sudah ada sejak awal tahun 1941, atau saat diterbitkannya cerita fiksi ilmiah (science fiction short story) berjudul "Reason" oleh Isaac Asimov. Dalam cerita tersebut digambarkan manusia mentransfer energi matahari ke beberapa planet. Transfer dilakukan dari pangkalan ruang angkasa. Merujuk pada ide transfer listrik, sebenarnya Nikola Tesla pada tahun 1900-an telah mengembangkan ide tentang transfer listrik tanpa kabel. Tesla bahkan telah membangun Menara Wardenclyfee atau sering disebut Menara Tesla. Namun, ide ini ditolak karena tidak bisa memenuhi unsur komersialitas, terutama bagi investor. Selanjutnya, ide PLTS ruang angkasa mulai diriset secara serius pada periode awal 1970-an.
Gambar : Menara Tesla (Menara Wardenclyfee)
Sumber : http://www.teslaremembered.com/Wardenclyffe_Tower_Tesla_Lab.phpMimpi Jepang sepertinya mulai mendekati kenyataan. Awal tahun 2015 lalu, JAXA mengumumkan Mitsubishi Havy Industries telah berhasil menciptakan alat yang sukses mengirim energi tanpa kabel. Mitsubishi berhasil mengirim 1,8 kilowatt listrik dari jarak 1.640 kaki melalui udara tanpa kabel. Mitsubishi menggunakan teknologi gelombang mikro (microwave) untuk proses transfer listrik tersebut. Energi listrik ini setara dengan menyalakan oven listrik selama satu jam atau lebih.
JAXA secara resmi telah mengumumkan bahwa Jepang mampu memanen energi surya dari ruang angkasa untuk digunakan di Negeri Matahari pada tahun 2030. Saat ini, Jepang sedang mengatasi sejumlah tantangan teknologi untuk mewujudkan hal itu. Meski terlihat optimis, Amerika Serikat ternyata lebih optimistis. Lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) telah melakukan penelitian serupa. Bahkan, NASA berjanji akan mengeluarkan prototipe PLTS ruang angkasa yang siap diluncurkan ke ruang angkasa pada 2025. Namun, NASA mengalami masa sulit karena ada pemotongan anggaran. India juga menargetkan tahun 2030 bisa mewujudkan hal itu. Dunia sedang menanti siapa yang pertama bisa mewujudkan PLTS ruang angkasa tersebut.
ahmad senoadi
Sumber :
- Rinaldy Dalini
- http://inhabitat.com/a-new-space-race-japan-can-now-transmit-solar-power-from-space/, diakses 2016.
- https://en.wikipedia.org/wiki/Space-based_solar_power, diakses 2016.
- https://en.wikipedia.org/wiki/Wardenclyffe_Tower, diakses 2016.
- http://www.damninteresting.com/teslas-tower-of-power/, diakses 2016.
- http://phys.org/news/2015-03-japan-firm-small-solar-energy.html, diakses 2016.
- http://www.nss.org/settlement/ssp/, diakses 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar