2,600 warga di Desa Wildpoldsried, Bavaria, Jerman mencoba peruntungan dengan mengikuti program investasi individu dan komunitas pada energi terbarukan yang digelar pemerintah Negeri Panser. Mereka meyakini bahwa berinvestasi dengan membeli Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan produksi biomassa merupakan investasi yang layak, seperti investasi membuat toko atau membuat bisnis UKM lainnya. Mereka membangun PLTB, PLTS, atau infrastruktur produksi bioenergi untuk menghasilkan listrik melebihi kebutuhan. Lalu, menjual kelebihan produksi listrik ke perusahaan listrik. Pemerintah telah menetapkan harga jual listrik yang tinggi sehingga warga Desa Wildpoldsried bisa dapat untung. Ini dimungkinkan karena Pemerintah Jerman telah meluncurkan program sarat subsidi berlabel feed in tariff.
Adu nasib ini berhasil. Setiap tahun, ada jutaan euro yang dibayarkan perusahaan listrik ke warga Wildpoldsried. Sekarang, Wildpoldsried jadi desa percontohan di dunia atas investasi individu, masyarakat, dan komunitas di bidang energi terbarukan, khususnya PLTB, PLTS, dan bioenergi. Saat ini, Wildpoldsried mampu memproduksi energi terbarukan lima kali lipat (500 persen) dari kebutuhannya sendiri. Dengan kata lain, mampu menjual 400% produksi energinya (basis kebutuhan sendiri) ke perusahaan listrik negara.
Antusiasme warga telah mengubah wajah Desa Wildpoldsried. Dari kejauhan, tergambar wajah desa yang demam energi terbarukan. Sederet menara PLTB berukuran besar, padang rumput, hutan pinus, dan pegunungan Alpine terlihat di cakrawala saat melihat desa dari kejauhan. Ide utamanya sebenarnya sederhana, yaitu partisipasi seluruh warga desa untuk mendapat manfaat dari program investasi energi terbarukan pemerintah.
"Saya mencintai mereka," kata Thomas Pfluger, warga setempat sambil menatap kincir angin yang menonjol di atas puncak-puncak pohon. "Melihat itu, itu membuat saya bangga." Pflugger telah mengeluarkan dana investasi 100.000 euro atau Rp1,5 miliar (kurs Rp15.000 per 1 euro) untuk membangun satu PLTB. Setiap tahun dia mendapatkan keuntungan 6 persen atau kira-kira Rp90 juta. Pemerintah Jerman telah menjamin investor yang mengikuti program feed in tariff akan mendapatkan keuntungan tersebut selama 20 tahun.
Kepala Desa Wildpoldsried, Arno Zengerle, 59, mengatakan bahwa partisipasi warga merupakan hal yang paling penting. "Mereka harus mendapatkan keuntungan dari energi terbarukan. Jika hanya investor swasta besar dari luar daerah yang berinvestasi maka program ini tidak akan berhasil." Dia menargetkan akan ada peningkatan produksi energi dari surplus 500 persen menjadi 700 persen.
Pilihan logis
Martin Hartmann, warga Desa Wildpoldsried memilih berinvestasi PLTS. Sel fotovoltaik dia pasang di atap garasi rumahnya. "Ini adalah pilihan yang logis. Saya lahir di sini, saya dibesarkan dengan ide bahwa Wildpoldsried adalah 'desa energi', jadi aku tertarik berpartisipasi," katanya.Di desa, semua bangunan umum memproduksi energi secara mandiri atau menghasilkan surplus. Dampaknya, pemerintah desa mendapatkan penghasilan beberapa juta euro per tahun.. Akibat penghasilan pemerintah daerah tersebut, pajak daerah juga rendah.Peran Pemerintah Sebagai Kunci
Keberhasilan Desa Wildpoldsried melaksanakan investasi energi terbarukan tidak lepas dari peran Pemerintah Jerman. Negeri Panser telah mengumumkan akan mengganti energi nuklir dengan energi terbarukan. Kebijakan ini terkait dampak benana nuklir di PLTN Fukushima. Untuk mempercepat program ini, terkait keterbatasan dana, program subsidi berlabel feed in tariff menjadi kunci keberhasilan transisi energi tersebut. Pemerintah Jerman menjamin harga pembelian dan kewajiban perusahaan listrik membeli listrik dari pembangkit energi terbarukan yang dilakukan oleh individu maupuk kelompok masyarakat.Program subsidi ini tidak akan direvisi setelah 20 tahun mendatang. Di masa depan, pembelian listrik hijau akan melalui mekanisme pasar. Produksen listrik hijau diwajibkan mengikuti tender untuk mendapatkan harga dasar pembelian listrik. Kelompok-kelompok pemerhati lingkungan di Jerman mengkhawatirkan masa depan transisi energi. Jika ini dilakukan maka investor individu dan kelompok lokal kalah bersaing dengan investor besar. "
Di negara kita, energi terbarukan berisiko akan mundur," kata Kepala Desa Wildpoldsried. "Ada konsensus pada gagasan untuk keluar dari energi nuklir, namun tidak pada penggantinya." Dipastikan posisi Wildpoldsried untuk jangka panjang masih aman. Sebab, desa ini telah ditetapkan sebagai proyek percontohan.
Pfluger mengatakan ia tidak pernah menyesali pilihan, meskipun beberapa orang yang mengkritiknya. "Beberapa orang mengatakan bahwa turbin angin tidak indah. Saya lebih memilih untuk memiliki turbin angin di daerah saya daripada pembangkit listrik tenaga nuklir."
Sumber :
- http://www.thelocal.de/20160713/how-a-bavarian-village-is-pioneering-clean-energy-revolution, diakses 2016.
- http://blog.rmi.org/blog_2014_11_06_small_german_town_becomes_testing_ground_for_smart_grid, diakses 2016.
- http://www.solardaily.com/reports/Bavarian_village_pioneers_clean_energy_revolution_999.html, diakses 2016.
- http://www.esi-africa.com/features/arno-zengerle-mayor-of-wildpoldsried-in-bavarias-allgau/, diakses 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar